Jumat, 12 April 2013

Tidak Ada Aktivitas yang Sepele


Ini hari sabtu, hari bebas dari kuliah…
Tapi, bukan berarti hari ini boleh bermalas-malasan sesuka hati…
Mungkin besok, lusa, besoknya lusa, lusanya lusa dan seterusnya, Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk menikmati hidup ini.
Dan bukankah kita menginginkan kehidupan kita selalu lebih baik lagi.? Bukankah kita menginginkan untuk jadi orang sukses yang tidak hanya sukses memakmurkan diri sendiri tapi juga dgn kemakmuran orang lain disekitar kita.?
So, kenapa kita bermalas-malas.? Kita harus mempersiapkan diri untuk seseatu yg besar itu. Mustahil jika tiba-tiba kita bisa menjadi besar tanpa proses yg dilewati. Tidakkah kalian sering mendengar ungkapan tersebut.?
Ok, sesekali rasa malas mungkin muncul, itu wajar karena kita manusia dan mungkin juga boleh untuk sesekali dituruti. Terserah kita, kita bebas memilih apakah akan membuang rasa malas itu atau hanya menurutinya sesekali saja. Yang jelas, apapun yang kita lakukan sekarang, adalah investasi kita di masa yang akan datang. Itu sudah hukum alam. Seperti halnya orang menanam biji apel, maka biji kecil itu akan tumbuh menjadi pohon apel yang ketika tiba masanya nanti, pohon itu mulai berbuah. Itulah saatnya orang tadi bisa menikmati buah dari apa yang pernah ditanamnya pada masa lalu. Begitu juga dengan apa yang sekarang kita lakukan, apapun itu, “sesepele” apapun itu, kita akan berjumpa kembali dengannya dikemudian hari dalam wujud lain, dan tentunya kita berharap ia telah berubah dalam wujud kebahagiaan, kesuksesan.
Saya teringat pengalaman saya beberapa bulan lalu.
Terimakasih yang sangat untuk bpk K.Jalal dan ibu Nyai Neli yang telah memberi saya kesempatan untuk belajar serta merasakan bagaimana menjadi pengusaha. Tentu saja belum pengusaha beneran, hanya “pura-pura” dulu ^_^
Kebetulan waktu itu saya menawarkan diri untuk membantu di took milik pak kyai tersebut, mulai dari membersihkan barang-barang dari debu, menata dan merapihkan barang, mengecek tgl kadarluarsa menjadi kasir, memberi harga, dll.
Saat hari pertama saya di took, kebetulan pak kyai dan bu nyai ada di toko, beliau meliahat saya tengah sibuk dengan barang-barang toko yang harus dibersihkan. Menurunkannya dari rak ke keranjang, lalu mengelap rak dan barang-barang lalu kemudian ditata kembali di rak serapih mungkin. Bapak yang melihat saya letih tiba-tiba memanggil saya dan mengajak saya dan teman saya yang juga sedang belajar di toko untuk berbincang di ndalem (rumah pak kyai).
“wah, Nilal capek ya?” tegur bapak sambil mengambil posisi duduk. Saya hanya tersenyum dalam hati saya berujar lirih “iya, tapi saya senang”
“gimana…gim
ana pengalaman pertama di toko?” bapak meminta kami menceritakan pengalaman pertama kami di toko. Lalu kami pun bercerita, sesekali bapak tertawa menanggapi cerita kami.
Bapak pun banyak memberi motivasi-motivasi, tentang harapan bapak agar umat islam bias mencapai tingkat ekonomi yang baik. Biar rajin sedekah, biar tidak suka pamrih dan mengharapkan sesuatu dari orang lain.
Selain itu, ada pesan yang sangat membekas bagi saya yaitu tentang “merapihkan rak”.  Pesan bapak waktu itu, “merapihkan rak itu jangan dianggap sepele, jangan minder karena temanmu mampir ke toko sepulang nagji dan malah melihatmu sedang merapihkan rak. Tanamkan rasa percaya dirimu. Ini lho aku, bukan sedang merapihkan atau sedar menata barang-barang dagangan ini ke rak, tapi ini lho aku yang sejatinya sedang menata hati” kata bapak dengan menyunggingkan senyum ramah pada kami. Kami tertunduk, takzim mendengar dawuh dari bapak.
“Coba kamu bayangkan, saat kamu mengelap barang-barang itu dari debu lalu menatanya kembali sambil melafalkan ‘bismillah’ dalam hati, sejatinya kamu sedang belajar untuk membersihkan hati kamu dari ‘debu-debu’ yang mengotorinya. Kemudian saat kamu menata dan merapihkannya, kamu berfikir dulu bagaimana agar lebih enak dilihat? Sejatinya bukan barang-barang dagangan itu yang sedang kamu tata dan rapihkan, tapi lagi-lagi hati kamu. Kamu belajar bagaimana cara menempatkan seseatu dengan baik. Bahkan mungkin sejatinya kamu sedang belajar bagaimana kamu memposisikan dirimu dengan tempat yang ada”.
subhanaLloh, bapak… terimakasih atas inspirasinya, atas kesempatannya belajar di toko, walau hanya sebentar…
Alhamdulillah… semoga ada manfa’at yang bias dipetik….
Selamat Beraktivitas, Teman-Teman… Semoga kita bias mengambil pelajaran dari tiap aktivitas yang kita kerjakan ^_^

2 komentar: