Tapi, bukan berarti hari ini boleh
bermalas-malasan sesuka hati…
Mungkin besok, lusa, besoknya
lusa, lusanya lusa dan seterusnya, Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk
menikmati hidup ini.
Dan bukankah kita menginginkan
kehidupan kita selalu lebih baik lagi.? Bukankah kita menginginkan untuk jadi
orang sukses yang tidak hanya sukses memakmurkan diri sendiri tapi juga dgn
kemakmuran orang lain disekitar kita.?
So, kenapa kita bermalas-malas.? Kita
harus mempersiapkan diri untuk seseatu yg besar itu. Mustahil jika tiba-tiba
kita bisa menjadi besar tanpa proses yg dilewati. Tidakkah kalian sering
mendengar ungkapan tersebut.?
Ok, sesekali rasa malas mungkin
muncul, itu wajar karena kita manusia dan mungkin juga boleh untuk sesekali
dituruti. Terserah kita, kita bebas memilih apakah akan membuang rasa malas itu
atau hanya menurutinya sesekali saja. Yang jelas, apapun yang kita lakukan
sekarang, adalah investasi kita di masa yang akan datang. Itu sudah hukum alam.
Seperti halnya orang menanam biji apel, maka biji kecil itu akan tumbuh menjadi
pohon apel yang ketika tiba masanya nanti, pohon itu mulai berbuah. Itulah saatnya
orang tadi bisa menikmati buah dari apa yang pernah ditanamnya pada masa lalu. Begitu
juga dengan apa yang sekarang kita lakukan, apapun itu, “sesepele” apapun itu,
kita akan berjumpa kembali dengannya dikemudian hari dalam wujud lain, dan
tentunya kita berharap ia telah berubah dalam wujud kebahagiaan, kesuksesan.
Saya teringat pengalaman saya
beberapa bulan lalu.
Terimakasih yang sangat untuk bpk
K.Jalal dan ibu Nyai Neli yang telah memberi saya kesempatan untuk belajar
serta merasakan bagaimana menjadi pengusaha. Tentu saja belum pengusaha
beneran, hanya “pura-pura” dulu ^_^
Kebetulan waktu itu saya
menawarkan diri untuk membantu di took milik pak kyai tersebut, mulai dari
membersihkan barang-barang dari debu, menata dan merapihkan barang, mengecek
tgl kadarluarsa menjadi kasir, memberi harga, dll.
Saat hari pertama saya di took,
kebetulan pak kyai dan bu nyai ada di toko, beliau meliahat saya tengah sibuk
dengan barang-barang toko yang harus dibersihkan. Menurunkannya dari rak ke
keranjang, lalu mengelap rak dan barang-barang lalu kemudian ditata kembali di
rak serapih mungkin. Bapak yang melihat saya letih tiba-tiba memanggil saya dan
mengajak saya dan teman saya yang juga sedang belajar di toko untuk berbincang
di ndalem (rumah pak kyai).
“wah, Nilal capek ya?” tegur
bapak sambil mengambil posisi duduk. Saya hanya tersenyum dalam hati saya
berujar lirih “iya, tapi saya senang”
“gimana…gim
ana pengalaman pertama
di toko?” bapak meminta kami menceritakan pengalaman pertama kami di toko. Lalu
kami pun bercerita, sesekali bapak tertawa menanggapi cerita kami.
Bapak pun banyak memberi
motivasi-motivasi, tentang harapan bapak agar umat islam bias mencapai tingkat
ekonomi yang baik. Biar rajin sedekah, biar tidak suka pamrih dan mengharapkan
sesuatu dari orang lain.
Selain itu, ada pesan yang sangat
membekas bagi saya yaitu tentang “merapihkan rak”. Pesan bapak waktu itu, “merapihkan rak itu
jangan dianggap sepele, jangan minder karena temanmu mampir ke toko sepulang
nagji dan malah melihatmu sedang merapihkan rak. Tanamkan rasa percaya dirimu. Ini
lho aku, bukan sedang merapihkan atau sedar menata barang-barang dagangan ini
ke rak, tapi ini lho aku yang sejatinya sedang menata hati” kata bapak dengan
menyunggingkan senyum ramah pada kami. Kami tertunduk, takzim mendengar dawuh dari bapak.
“Coba kamu bayangkan, saat kamu
mengelap barang-barang itu dari debu lalu menatanya kembali sambil melafalkan ‘bismillah’
dalam hati, sejatinya kamu sedang belajar untuk membersihkan hati kamu dari ‘debu-debu’
yang mengotorinya. Kemudian saat kamu menata dan merapihkannya, kamu berfikir
dulu bagaimana agar lebih enak dilihat? Sejatinya bukan barang-barang dagangan
itu yang sedang kamu tata dan rapihkan, tapi lagi-lagi hati kamu. Kamu belajar
bagaimana cara menempatkan seseatu dengan baik. Bahkan mungkin sejatinya kamu
sedang belajar bagaimana kamu memposisikan dirimu dengan tempat yang ada”.
subhanaLloh, bapak… terimakasih
atas inspirasinya, atas kesempatannya belajar di toko, walau hanya sebentar…
Alhamdulillah… semoga ada manfa’at
yang bias dipetik….
Selamat Beraktivitas, Teman-Teman…
Semoga kita bias mengambil pelajaran dari tiap aktivitas yang kita kerjakan ^_^
josss... Mba nilal jos lah...
BalasHapus:)
Hapusmaturnuwun sampun kerso maos... hehe